KRITIK INTERPRETIF
Kritik Interpretif (Interpretive Criticism) yang berarti
adalah sebuah kritik yang menafsirkan namun tidak menilai secara judgemental,
Kritikus pada jenis ini dipandang sebagai pengamat yang professional. Bentuk
kritik cenderung subyektif dan bersifat mempengaruhi pandangan orang lain agar
sejalan dengan pandangan kritikus tersebut. Dalam penyajiannya menampilkan
sesuatu yang baru atau memandang sesuatu bangunan dari sudut pandang lain.kritik
interpretatif ada 3 yaitu :
Kritik Evokatif (Evocative) (Kritik yang membangkitkan rasa)
Menggugah pemahaman intelektual atas makna yang dikandung
pada suatu bangunan. Sehingga kritik ini tidak mengungkap suatu objek itu benar
atau salah melainkan pengungkapan pengalaman perasaan akan ruang. Metode ini
bisa disampaikan dalam bentuk naratif (tulisan) dan fotografis (gambar).
Kritik Advokatif (Advocatory) (Kritik yang membela, memposisikan
diri seolah-olah kita adalah arsitek tersebut.)
Kritik dalam bentuk penghakiman dan mencoba mengarahkan pada
suatu topik yang dipandang perlu. Namun bertentangan dalam hal itu kritikus
juga membantu melihat manfaat yang telah dihasilkan oleh arsitek sehingga dapat
membalikkan dari objek bangunan yang sangat menjemukan menjadi bangunan yang
mempersona.
Kritik Impresionis (Imppressionis Criticism) (Kritik
dipakai sebagai alat untuk melahirkan karya seni baru).
Kritik ini
menggunakan karya seni atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya
seninya.1.
Kritik impresionis dapat berbentuk :
Verbal discourse (narasi verbal puisi atau prosa).
Caligramme (paduan kata)
Painting (lukisan)
Photo image (imagi foto)
Modification of building (Modifikasi bangunan)
Cartoon (menampilakan gambar bangunan dengan cara yang lebih
menyenangkan)
Contoh Metode
Kritik INTERPRETIF dengan metode Kritik Advokatif Pada bangunan Museum Serangga
ANALISIS BANGUNAN "MUSEUM
SERANGGA TMII"
Pada Pembahasan Museum Serangga Taman Mini Indonesia Indah
saya akan menggunakan metode Kritik Advokatif yang merupakan cabang dari kritik
Arsitektur interpretive. Dimana kritik dengan metode advokatif memiliki ciri
sebagai berikut :
• Kritik ini
tidak diposisikan sebagai bentuk penghakiman (judgement) sebagaimana yang
terjadi pada Normatif Criticism.
• Bentuk
kritiknya lebih kepada sekadar anjuran yang mencoba bekerja dengan penjelasan
lebih terperinci yang kadangkala juga
banyak hal yang terlupakan
• Isi kritik
tidak mengarahkan pada upaya yang memandang rendah orang lain
• Kritikus
mencoba menyajikan satu arah topik yang dipandang perlu untuk kita perhatikan
secara bersama tentang bangunan
• Kritikus
membantu kita untuk melihat manfaat yang telah dihasilkan oleh sang arsitek
melalui bangunannya dan berusaha menemukan pesona dimana kita telah mengira ia
hanyalah sebuah objek yang menjemukan
• Dalam
hukum advocatory Criticism, kritiknya tercurah terutama pada usaha mengangkat
apresiasi pengamat
Objek yang dianalisis :
Museum Serangga TMII
Museum Serangga dan Taman Kupu berdiri pada tanggal 20 April 1993 bertepatan dengan ulangtahun TMII ke-18. Terletak bersebelahan dengan Taman Aquarium Air Tawar. Koleksi museum terdiri sekitar 600 jenis serangga didominasi oleh kupu-kupu (sekitar 250 jenis) dan kumbang (sekitar 200 jenis).
Museum Serangga - Taman Mini "Indonesia Indah" dengan luas gedung 500 m2,
Tahun 1998, Museum Serangga TMII menambah fasilitas baru "Taman Kupu" yang dilengkapi laboratorium, kebun pakan dan kandang penangkaran dengan seluas 1500 m2. Museum Serangga berubah nama menjadi MUSEUM SERANGGA DAN TAMAN KUPU, diresmikan pada HUT Taman Mini "Indonesia Indah" ke-23 atas prakarsa dan dukungan Bapak Soedjarwo dari Yayasan Sarana Wana Jaya. Sarana ini diharapkan menjadi salah satu usaha penangkaran dan pelestarian kupu-kupu yang dilindungi dan yang langka.
Tahun 1998, Museum Serangga TMII menambah fasilitas baru "Taman Kupu" yang dilengkapi laboratorium, kebun pakan dan kandang penangkaran dengan seluas 1500 m2. Museum Serangga berubah nama menjadi MUSEUM SERANGGA DAN TAMAN KUPU, diresmikan pada HUT Taman Mini "Indonesia Indah" ke-23 atas prakarsa dan dukungan Bapak Soedjarwo dari Yayasan Sarana Wana Jaya. Sarana ini diharapkan menjadi salah satu usaha penangkaran dan pelestarian kupu-kupu yang dilindungi dan yang langka.
Pada fasad museum serangga ini
mengambil ide dasar bentuk dari tubuh belalang, yang pada realnya tubuh belalng
yang berundak undak dijadikan sebagai acuan desain.
LOKASI MUSEUM SERANGGA DI TMII
Museum serangga dan taman kupu - kupu
ini berseblahan langsung dengan museum air tawar di taman mini indonesia indah.
INTERIOR BANGUNAN MUSEUM SERANGGA
Museum Serangga dan Taman Kupu-Kupu
TMII dilengkapi dengan auditorium yang berkapasitas 70-100 orang, sajian film
tentang serangga dan satwa lain, perpustakaan dan warung cinderamata.
Laboratrium serta Taman Kupu yang asri.
seluruh koleksi yang ada pada museum
serangga ini di hias dalam kotak - kotak kaca yang tersusun rapi berdasarkan
spesies jenis serangga yang ada di indonesia. yang kita ketahui bersama bahwa
indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang banyak terdapat hutan
tropisnya yang dimana banyak menjadi habitat asli dari berbagai jenis serangga
yang menjadi koleksi museum.
Kesimpulan :
Pada museum serangga tmii merupakan
museum serangga satu - satunya di indonesia yang memiliki koleksi serangga dari
sabang sampai merauke di kepulauan indonesia. Museum serangga ini adalah sarana
edukasi penting bagi seluruh kalangan (masyarakat) agar lebih cinta negri
sendiri (indonesia). keberadaan interior sangat penting diperhatikan pada
bangunan ini terlebih kepada koleksi museum. perawatan dari koleksi museum
harus lebih ditingkatkan lagi agar generasi bangsa indonesia selanjutnya masih
dapat menikmati sarana yang tersedia ini. pada interior bangunannya
perawatannya harus diperhatikan untuk kenyamanan pengunjung yang datang melihat
koleksi. agar para pengunjung lebih tertarik untuk mengunjungi bangunan museum
ini.
0 komentar:
Posting Komentar